Seiring dengan ledakan kultur tersebut, popularitas Grunge semakin tidak terkendali. Banyak artis-artis tersebut yang tidak nyaman atas kepopuleran mereka, bahkan vokalis dari band Nirvana, Kurt Cobain, sempat mengatakan “Famous is the last thing I wanted to be” yang berarti “Menjadi terkenal adalah hal terakhir yang saya inginkan”, karena saking merasa tidak nyamannya dia. Ketidaknyamanan dari beban popularitas tersebut juga dirasakan oleh band Pearl Jam, dengan banyaknya perhatian yang tertuju kepada sang frontman, Eddie Vedder.
Disamping ledakan tersebut, di Inggris muncul suatu genre yang besar juga, yaitu Britpop. Artis-artis Britpop pun banyak yang menolak kultur Grunge tersebut, karena menurut mereka Grunge itu berkesan “urakan”, “asal-asalan dan apa-adanya”, serta “kotor”. Damon Allbarn, vokalis dari band Britpop, Blur, bahkan menyatakan bahwa Blur adalah sebuah band yang Britpop bersifat ”Anti-Grunge”. Tidak dengan Noel Gallagher, sang vokalis band Britpop¸ Oasis. Noel menyatakan bahwa dia adalah salah satu fans Kurt Cobain¸ namun dia pun menolak sebuah lagu Kurt Cobain yang bertajuk “I Hate Myself And I Want To Die”. Noel tidak ingin unsur bunuh diri itu masuk kedalam kultur Britpop.
Berakhirnya era Grunge berawal dari tragedi mengenaskan yang menimpa Kurt Cobain, sang pahlawan yang telah membesarkan nama Grunge pada tahun 1994. Kurt diberitakan tewas setelah mayatnya ditemukan di rumahnya dalam keadaan mengenaskan dengan mukannya yang sudah tidak tersusun lagi. Pihak otopsi mengatakan bahwa Kurt telah bunuh diri, dengan cara menembakan kepalanya sendiri menggunakan sebuah pistol berjenis Revolver.
Disamping tragedi kematian Kurt, yang cukup mempengaruhi berakhirnya era Grunge adalah pertikaian yang terjadi antara Pearl Jam dengan sebuah perusahaan penjual tiket, Ticketmaster, yang mengakibatkan Pearl Jam memboykot Ticketmaster sehingga mereka tidak akan bermain di venue-venue dan acara musik lainnya yang disponsori oleh Ticketmaster. Ternyata pemboykotan itu membuat Pearl Jam tidak dapat bermain di Amerika selama 3 tahun setelahnya.
Pada tahun 1997, Soundgarden mungumumkan pembubaran diri mereka, karena didalam Soundgarden terdapat konflik internal. Selain karena konflik internal, para anggota Soundgarden juga merasakan kebosanan pada tur-tur mereka.
Selain kematian Kurt, pertikain antara Pearl jam dan Ticketmaster, serta bubarnya Soundgarden, juga terdapat tragedi kematian lainnya. Kali ini tragedi itu menimpa vokalis dari band Alice In Chains, Layne Staley. Layne ditemukan tewas pada tanggal 20 bulan April tahun 2002, di kondominiumnya akibat overdosis heroin.
Empat kejadian tersebutlah yang pada akhirnya mengakhiri masa-masa kejayaan Grunge, karena mereka adalah bagian yang sangat penting dalam kepopuleran genre Grunge itu sendiri.
Pada era setelah itu, yaitu era 2000-an awal, band-band post-grunge mulai bermunculan. Post-grunge adalah genre yang mengacu pada musik-musik Grunge, tetapi dengan lagu yang lebih dapat diterima oleh masyarakat umum. Beberapa band post-grunge awal adalah Foo Fighters, yang dibentuk oleh Dave Grohl sang ex-drummer Nirvana, Creed, dan Matchbox Twenty, lalu setelah itu muncul gelombang kedua, seperti Staind, Puddle Of Mudd, Three Days Grace, dan Nickelback. Gelombang kedua ini meraih sukses yang lebih komersil daripada gelombang pertama.
“Lebih baik aku dibenci karena menjadi diriku sendiri, daripada aku disukai karena menjadi orang lain”
-Kurt Donald Cobain-